Malang Kini – Debat Pilkada Sumatera Utara (Sumut) yang berlangsung pada Rabu (13/11) berlangsung cukup panas, khususnya saat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut satu, Bobby Nasution-Surya, diserang dengan pertanyaan tentang penggunaan jet pribadi. Pertanyaan ini dilontarkan oleh calon wakil gubernur nomor urut dua, Hasan Basri Sagala, yang mengaitkan keberadaan jet pribadi dengan potensi gratifikasi. Hasan menuduh bahwa di balik penggunaan jet pribadi, pasti ada gratifikasi yang mencurigakan.
“Private jet, pertanyaan saya. Masyarakat pasti tahu, di mana ada private jet, di situ ada gratifikasi. Karena itu pak, jangan bohongi rakyat, jangan tipu rakyat, jangan bodohi rakyat. Tunjukkan pemimpin itu perlu keteladanan,” ujar Hasan Basri dengan tegas dalam debat tersebut.
Serangan ini membuat Surya, calon wakil gubernur nomor urut satu, tampak tidak bisa memberikan jawaban langsung. Dalam kesempatan yang diberikan kepadanya, Surya hanya menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah dipanggil oleh aparat penegak hukum terkait isu tersebut. Ia juga menekankan bahwa mereka selalu berkomitmen untuk menjaga integritas dalam menjalankan tugas.
Bobby Nasution, calon gubernur nomor urut satu yang menjadi pasangan Surya, sempat hendak memberikan penjelasan, namun ia diperingatkan oleh moderator karena dalam sesi tanya jawab tersebut, hanya calon wakil gubernur yang diperbolehkan berbicara. Meskipun demikian, Bobby terlihat berbisik dengan Surya sebelum Surya melanjutkan penjelasannya.
“Kalau perkara dipanggil aparat penegak hukum, kita tidak pernah dipanggil. Dan kami, sebagai Bupati Asahan, tidak pernah melantik pejabat yang orangnya sudah meninggal,” ujar Surya, memberikan klarifikasi yang tampaknya ditujukan untuk merespons serangan yang ditujukan kepada mereka.
Isu mengenai jet pribadi yang disewa oleh Bobby sempat ramai di media sosial setelah beredar foto yang menunjukkan Bobby bersama rombongan keluarganya turun dari jet pribadi di Lanud Soewondo, Kota Medan. Foto ini memicu berbagai spekulasi di kalangan warganet, dengan beberapa pihak menduga bahwa penggunaan jet pribadi tersebut berkaitan dengan gratifikasi yang diterima Bobby sebagai menantu Presiden Joko Widodo.
Terkait isu ini, Bobby Nasution sudah memberikan klarifikasi sebelumnya. Ia menyatakan bahwa foto yang beredar tersebut diambil pada tanggal tertentu dan jet pribadi yang digunakan bukan miliknya, melainkan disewa. Bobby juga menegaskan bahwa dana yang digunakan untuk menyewa jet pribadi tersebut bukan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ataupun hasil korupsi.
“Coba lihat tanggal berapa, punya siapa pesawatnya, dan pakai dana siapa. Kalau itu bukan punya sendiri, itu sewa, silakan dicek,” ujar Bobby, memberikan klarifikasi terkait tuduhan gratifikasi yang beredar. Bobby menegaskan bahwa penggunaan jet pribadi tersebut adalah urusan pribadi dan tidak terkait dengan sumber daya negara.
Bobby juga menyatakan bahwa ia siap untuk diperiksa dan dicek apakah ada aliran dana yang melibatkan APBD atau hasil korupsi dalam sewa jet pribadi tersebut. “Selalu saya menyampaikan, silakan dicek. Cross-check dan diperiksa apakah ada uang pakai APBD dan uang korupsi. Saya memastikan itu tidak,” tambah Bobby.
Klarifikasi Bobby ini bertujuan untuk meredakan tuduhan yang mengarah pada dirinya dan pasangannya, Surya, yang dituduh memiliki keterkaitan dengan gratifikasi yang melibatkan penggunaan fasilitas mewah seperti jet pribadi. Meskipun demikian, serangan yang dilontarkan oleh lawan politik mereka, Hasan Basri Sagala, memberikan gambaran bagaimana isu-isu seperti gratifikasi dan transparansi penggunaan anggaran akan terus menjadi bagian dari perdebatan politik dalam Pilkada Sumut ini.
Di sisi lain, kritikan yang ditujukan kepada Bobby dan Surya ini mencerminkan ketatnya persaingan dalam Pilkada Sumut, yang tidak hanya mempertanyakan rekam jejak calon tetapi juga menyentuh isu-isu sensitif yang bisa memengaruhi citra politik mereka di mata publik. Terlepas dari klarifikasi yang sudah diberikan, isu jet pribadi ini menunjukkan bahwa dalam politik, terutama dalam pemilihan kepala daerah, setiap langkah calon akan diawasi ketat oleh lawan politik maupun masyarakat.
Debat ini juga memberikan gambaran bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya transparansi dalam penggunaan dana negara dan bahwa kepercayaan publik kepada calon pemimpin akan sangat bergantung pada sikap mereka terhadap isu-isu sensitif, termasuk praktik gratifikasi dan penggunaan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.